Senin, 30 September 2013

Kamu...

Aku menulis disini karena aku... Bukan karena siapapun... Aku mengungkapkan ini karena aku... Bukan karena apapun... Teruntuk pria nan jauh dipandang mata... Maafkan aku, yang hanya menjadi durimu... Maafkan aku, yang hanya menjadi parasitmu... Maafkan aku, yang hanya bisa menghalangi bahagia mu... Sudah ku coba segala cara, tuk bahagiakan kamu... Sudah ku tempuh segala jalan, tuk ukir senyum di bibir merah mu... Namun... Ketika bibir mu mengucap kata "ikhlas", Entah mengapa hati ini tersayat... Kamu... Iya kamu, kamu adalah setitik senyum ku di pagi hari... Kamu... Iya kamu, kamu adalah setitik matahari di kala hujan... Kamu... Iya kamu, kamu adalah setitik angin ketika matahari 1 jengkal di atasku... Bagaimana mungkin, aku bisa berdiri tanpa mu? Jika dari setitik itu, ternyata kamu adalah salah satu sumber kehidupanku... Kamu, Kamu adalah orang yang selalu ingin mengukir senyum dalam dunia nyata ku... Kamu adalah orang yang paling awal menentang air mataku mengalir... Kamu adalah orang yang selalu berada paling depan ketika aku dalam kesulitan... Iyaa kamu, kamu adalah kamu... Kamu yang memperjuangkan aku... Kini, aku telah dewasa... Seperti kata Dwitasari "Bukankah dewasa itu harus siap mengikhlaskan dan juga merelakan?" Mungkin jarak ini adalah jalan mu untuk menemukan kebahagiaanmu... Mungkin jarak ini adalah loncatan mu untuk menemukan bintang hati lain... Yang jauh lebih indah dan jauh lebih pantas bersanding dengan mu... Jika fisik adalah penilaianmu, Maaf !!! bukan aku orangnya...

Kamis, 20 Juni 2013

24 Juni 2011

Aku... Aku.... Semua barangku sudah kukemas, aku siap berangkat Aku berdiri di sini di depan pintumu Aku benci membangunkanmu untuk bilang selamat tinggal Namun fajar sudah muncul, pagi dini hari Taksi telah menunggu, klaksonnya terus berbunyi Tiba-tiba aku merasa begitu kesepian Maka ciumlah aku dan tersenyumlah untukku Katakan bahwa kau 'kan menungguku Dekap aku seakan-akan kau takkan pernah melepaskanku Karna aku akan naik pesawat terbang Aku tak tahu kapan akan kembali lagi Oh, sayang, aku tak ingin pergi Aku... Telah begitu sering aku mengecewakanmu Begitu sering aku berpura-pura Kukatakan padamu kini, semua itu tiada artinya Kemanapun aku pergi, aku memikirkanmu Lagu apapun yang kunyanyikan, kunyanyikan untukmu Saat aku kembali, aku 'kan memakai cincin kawin Maka ciumlah aku dan tersenyumlah untukku Katakan bahwa kau 'kan menungguku Dekap aku seakan-akan kau takkan pernah melepaskanku Karna aku akan naik pesawat terbang Aku tak tahu kapan akan kembali lagi Oh, sayang, aku tak ingin pergi Kini tiba saatnya meninggalkanmu Sekali lagi, oh, biarkan aku menciummu Dan pejamkan matamu dan aku kan pergi Kuimpikan tibanya hari Saat aku tak harus pergi sendiri Saat-saat dimana aku tak harus bilang... Oh ciumlah aku dan tersenyumlah untukku Katakan bahwa kau 'kan menungguku Dekap aku seakan-akan kau takkan pernah melepaskanku Karna aku akan naik pesawat terbang Aku tak tahu kapan akan kembali lagi Oh, sayang, aku tak ingin pergi Dan aku akan naik pesawat terbang Aku tak tahu kapan akan kembali lagi Oh, sayang, aku tak ingin pergi Namun aku akan naik pesawat terbang -Leaving On A JetPlane-

Saat Kau Tak Ada

Dulu aku selalu butuh waktu sendirian... Tak pernah terpikir aku 'kan membutuhkanmu saat aku menangis... Dan hari-hari terasa seperti saat aku sendiri.. Dan kini ranjang tempatmu berbaring tlah rapi di sisimu.. Saat kau berlalu pergi kuhitung langkah-langkahmu.. Tahukah kau betapa aku sangat membutuhkanmu saat ini.. Saat kau tak ada Seluruh hatiku merindukanmu Saat kau tak ada Wajah yang mulai kukenal juga hilang Saat kau tak ada Kata-kata yang perlu kudengar untuk membuatku mampu melalui hari dan tetap baik-baik saja Aku merindukanmu Tak pernah kumerasa seperti ini sebelumnya Segala yang kulakukan mengingatkanku padamu Dan baju yang kau tinggalkan, semua tergeletak di lantai Dan baunya sepertimu, aku suka semua yang kau lakukan Saat kau berlalu pergi kuhitung langkah-langkahmu Tahukah kau betapa aku sangat membutuhkanmu saat ini Saat kau tak ada Seluruh hatiku merindukanmu Saat kau tak ada Wajah yang mulai kukenal juga hilang Saat kau tak ada Kata-kata yang perlu kudengar untuk membuatku mampu melalui hari dan tetap baik-baik saja Aku merindukanmu Kita diciptakan untuk saling melengkapi Di sini selamanya Aku tahu memang demikian, yeah Yang kuinginkan adalah agar kau tahu Segalanya rela kulakukan, rela kuberikan hati dan jiwaku Aku sulit bernafas, aku memutuhkanmu di sini bersamaku, yeah -Avril Lavigne-

Sabtu, 09 Maret 2013

Cintaku Sederhana

Melambai pada embun tak tertampak. Melukis alunan nafas. Merasakan ritme mekanik melodi dunia. Menjiwai perlahan rasa cinta. Rindu ini masih terus mengikat. Dalam balutan luka yang memaksa untuk terus mengingat. Ya Allah... Hatiku seperti tak di tempatnya. Dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi!!! Mungkin ini yang dinamakan "TAKUT KEHILANGAN", yang saat ini sedang aku rasakan. Sangat munafik memang, saat harus memaksakan tersenyum di balik air mata. Setidaknya aku tidak pernah ingin meninggalkanmu... Tidak ada yang lebih indah dari jatuh cinta kepadamu, sebab ia hanya datang sekali yaitu saat ini. Kalaupun aku memang harus menunggu supaya kamu bisa kembali, aku akan lakukan itu. Di setiap tawa dan bahagia yang kita lakukan bersama dulu, aku masih ingat. Dan satu yang harus kamu tau... "BERSAMAMU ADALAH SATU CARAKU MENIKMATI INDAHNYA DUNIA". Terimakasih Ya Allah,Engkau pertemukan, persatukn aku untuk dia, dan dia untuk aku. Semoga kamu tau "JIKA BUKAN KARENA KAMU, AKU TIDAK MUNGKIN BISA BERTAHAN SEJAUH INI". Semua orang berhak menentukan pilihannya. Dan aku memilih kamu, karena kamulah orang yang paling aku cinta.. Yang penting, aku mencintaimu karena ALLAH, dan karena kamu itu sederhana, sesederhana caraku mencintaimu, tetapi dengan kehadiran cintamu yang sederhana, bisa membuatku jadi lebih sempurna.. Memang kata "AKU SAYANG KAMU" itu terlalu sederhana, tapi itu tulus aku ucapkan untuk mu. Aku bahagia mencintaimu dan mengenalmu -Rana E. Malulida Sabrina-

Minggu, 06 Januari 2013

Tentang Hati

Kau yang disana !!! iya, KAMU, yang pernah mengisi hati ku dan tetap di hati ku... Iya kamu yang jauh di sana. Apa kamu mendengar ku? Jeritanku? Tangisan? Bahkan apa kau mendengar berontakan hatiku terhadap kisah ini? Hanya di dalam hati, iya hanya hatiku yang melakukan itu semua. Hanya dapat menangis ! Mengingat kata cinta ! Hey hey hey ... Bukan, bukan di depan orang banyak Bukan, bukan juga di depan keluarga Bukan, masih bukan di depan sahabat-sahabat ku Iya, yaya betul di depan sang pencipta ALLAH SWT, aku menceritakan semua kepedihan yang aku rasakan ini. Berusaha untuk merangkul ragawi sendiri Menenangkan jiwa ini sendiri Seperti sebatang lilin yang ada di tengah laut samudra Yang kapanpun bisa mengecil, padam dan menghilang Jika sudah padam, apa kau mmampu mencarinya? iya mencari di tengah samudra? Mencari dan menghidupkannya kembali dengan api cinta yang kau miliki.Kurasa kau mampu, namun apa kau mau? kurasa kau tak mau. Jika nanti lilin ini telah padam, biarkan radar yang membawa kepada pemilik api cinta yang sejati, yang mampu melindungi lilin itu di samudra seluas apapun. Yang tak akan pernah membiarkan lilin itu menyala sendirian, apa lagi meninggalkannya dalam masa-masa tersulit. Yang akan selalu mempercayai lilin itu. Entah kapan ALLAH menunjukannya entah kapan ALLAH memperlihatkannya Ya ALLAH ... Dengarkan doa dan harapanku. Jaga perasaan ini hanya untuk dia yang hamba sayang. Saat ini izinkan hamba menantinya Jika nanti saatnya tiba, dan ternyata memang bukan dia yang kau takdirkan untukku. Ambillah rasa cinta yang masih aku tanam di hatinya, ambil dan berikanlah pada jodoh yang telah kau persiapkan. Aku yakin jodoh dari mu adalah yang terbaik untukku. Namun, apabila benar dia adalah tulang rusuk hamba yang terlepas dari diri hamba , tolong satukanlah kita nanti kelak, disaat kami berdua telah mengerti dan paham tentang apa arti hidup.. Hamba pasrahkan jalan hamba, pada garis yang telah kau gambarkan ya allah... ------------------------------------------------------------------------------------- Bertasbih di hadapan sang pencipta Berjalan mengikuti radar cakrawala dunia yang masih bernyawa Bercerita pada dunia, tentang manusia Melukis kisah hidup dengan pena, bertinta air mata Dampingi aku melangkah di hembusan ombak di tengah gurun sahara Kaki ini lelah memang. Namun cahaya indah dan terang ada di depan sana, dan aku masih harus terus berjalan... Semoga memang semua yang kau gariskan untukku adalah yang terbaik untukku ... *I WILL ALWAYS LOVE YOU rcsda* RANA MAULIDA SABRINA--

Minggu, 30 Desember 2012

1.5 Jam Saja Kita di Dunia

Hidup di dunia sangatlah singkat. Waktu berjalan begitu cepatnya. Perhatikan keluarga, sahabat, dan orang- orang terdekat kita. Betapa tuanya mereka sekarang ini, bahkan di antara mereka sudah ada yang meninggalkan dunia. Padahal, kemarin mereka masih terlihat begitu sehat dan gagah. Allah bertanya, ‘Berapa tahun lamanya kamu tinggal di bumi? Mereka menjawab, ‘Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari saja, maka tanyakanlah kepada orang- orang yang menghitung’. Allah berfirman, ‘Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau saja kamu tahu yang sebenarnya’. Apakah kamu mengira, bahwa Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?’. (Q.S Al-Mu’minun/23: 112-115) Usia rata-rata manusia selama hidup di dunia adalah 63 tahun (sama seperti usia Rasululloh SAW). Padahal…. 1 hari di akhirat = 1000 tahun dunia (QS As Sajdah : 5). 24 jam akhirat = 1000 tahun dunia 1 jam akhirat = 42 tahun dunia Nah, bila seseorang memiliki usia 63 tahun, kira- kira orang tersebut hanya memiliki 1,5 jam saja (bila diukur dengan waktu akhirat). Tidak heran... Kita selalu diingatkan masalah waktu, seperti yang tercantum dalam Quran Surat Al-‘Ashr: 1-3. “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang- orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat- menasihati supaya menaati kebenaran dan menetapi kesabaran". Bayangkan… hanya 1,5 jam di Dunia, jika dibandingkan dengan kehidupan Akhirat yang kekal. Jangankan untuk bisa sampai ke Surga/ Neraka, untuk meniti panjanganya ‘Jembatan Shiratal Mustaqim’ saja membutuhkan waktu 1/2 tahun akhirat (500 tahun di dunia). Suatu Jembatan akhirat yang sangat tipis, bagaikan sehelai rambut yang dibagi menjadi 7 bagian, tajam, sempit, dan terbentang diantara 2 punggung neraka Jahannam, yang diatasnya terdapat besi- besi panas yang saling berkaitan dan menyambar. Masih ada rangkaian perjalanan panjang yang akan kita lalui kelak, hidup dunia hanya sebentar…. Amat disayangkan jika kita hanya menjalaninya, tanpa melakukan banyak hal yang berarti. mari berlomba- lomba dalam kebaikan (Fastabiqul khoiroh) dan saling nasehat- menasehati dengan kebenaran, kesabaran dan kasih sayang. Dan dengan ridho dari Allah, semoga pintu surga terbuka untuk kita….

Menanti merpati di agen bis

Tahun baru kan lekas tiba. Seperti tahun-tahun biasa, kan ku lewati dengan menghabiskan waktu di rumah. Suatu hal yang memboringkan mungkin untuk sebagian orang. Tapi engggak buat aku, karna di rumah lah aku menemukan satu ketenangnan & satu pencerahan diri. Hah aku kira tahun ini kan menjadi tahun baru terindah untukku. Karna merpati ku akan datang, tapi itu hanya suatu hal yang sangat tidak mungkin. Hmmm, kira-kira kado-kado & kue yang bakalan dateng besok, yang rencana nya buat make wish sama merpati ku, kira-kira buat apa ya? hmmm dimakan sendiri? ah kaga asik kaya' nya. Yah itu urusan terakhirlah :-).
Esok aku akan datang ke agen bis itu, walau hanya sejenak aku datang tapi hanya dengan cara itu aku bisa bertemu dengan mu. Karna disana lah kau terasa nyata untukku. Ya Tuhan, setegar-tegar nya aku , seberusaha nya aku sekuat batu karang tapi aku memang tak bisa menyembunyikan perasaan aku yang sebenarnya.